Pendidikan dan penelitian bagai dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Kaitan keduanya terintegrasi secara solid, dimana pendidikan bermuara pada penelitian dan penelitian menjadi pengembangan dari pendidikan. Indonesia yang merupakan anggota G20 dapat dikatakan salah satu negara besar dan berpengaruh di Dunia sepantasnya mengedepankan pendidikan dan penelitian sebagai prioritas bangsa. Saya masih teringat betul cerita tentang bagaimana negara Jepang pasca bom nuklir hirosima dan nagasaki, saat itu hal yang pertama dilakukan oleh kaisar Jepang adalah menghimpun pada pendidik untuk mulai bergerak dan membangun Jepang yang luluhlantak kejadian itu sangat erat hubungannya dengan kemerdekaan bangsa Indonesia, karena pada momentum tersebut Indonesia memiliki peluang untuk merdeka karena Jepang kalah dengan sekutu. Saya sebenarnya bukan ingin membahas hal tersebut. Dalam tulisan saya ini, saya ingin membandingkan bagaimana kaisar Jepang saat itu, mengerti betul apa yang harus diprioritaskan yakni, Pendidikan.
Lain di Jepang lain pula Indonesia, di Negera ini banyak calon pemimpin baru, pemimpin bangsa yang memprioritaskan ; ekonomi, suasana politik (bahkan kadang dipolitisir). Namun sangat sedikit yang memprioritaskan pendidikan dan penelitian. Ya perlu diakui bahwa kebijakan alokasi dana pemerintah 20 persen untuk pendidikan adalah hal yang luar biasa. Namun, kemanakah dana itu dialirkan? Sudah tepat sasarankah?? Pendidikan dan penelitian seperti apa yang dihasilkan dengan dana sebesar itu?.
Menurut saya, penelitian di Indonesia sebenarnya sudah baik dilihat dari kemampuan penelitinya, namun saat tidak diimbangi dengan instrumentasi penelitian yang memadai, mau jadi apa peneliti hebat itu? Saya mendengar banyak para peneliti hebat dan besar Indonesia yang pergi dari Indonesia, jangan salah sangka dulu. Mereka pergi bukan karena nasionalisme yang hilang, atau bahkan karena pendapatan yang biasa jadi alasan. Tapi karena mereka tidak dapat melakukan apapun di Indonesia dengan peralatan yang kurang memadai.
Saat dana 20persen menggelontor kedunia pendidikan dan penelitian. Dana sebesar itu akan menjadi euforia bagi pendidik dan peneliti. Hal buruknya adalah para peneliti berpacu "sendiri-sendiri" di Laboratorium dan lapangan mereka sendiri. Terkukung oleh keegoisan diri dan kejeniusan mereka. Banyak para peneliti melakukan penelitian yang serupa di waktu yang sama, menghasilkan hasil riset yang sama. Tapi, apakah alangkah lebih bijaksananya pemerintah menjadi pusat data yang terintegrasi?? Sehingga penelitian di Indonesia ini mempunyai aspek efisiensi yang jelas? Belum lagi ketimpangan regional sangat terlihat di negri ini. Bagaimana tidak? Lihat saja perkembangan riset di Jawa dan luar Jawa?
Momentum yang tepat saat saya menulis ini karena kita akan mengadakan pesta demokrasi untuk lima tahun ke depan. Hal ini menentukan Indonesia kedepan seperti apa. Saya hanya sebagai mahasiswa yang mencoba menyelesaikan tugas akhir saya dan mengisi waktu luang dengan menulis tulisan seperti ini, ingin sekali melihat calon pemimpin itu mempunyai visi misi tentang riset, bukan hanya tentang kebijakan ekonomi dan politik yang menjadi anak emas setiap calon pemimpin yang saya lihat di media.
Mari menilai dengan bijaksana, di mata para calon pemimpin bangsa Indonesia, pendidikan dan penelitian, menjadi prioritas keberapa??
No comments:
Post a Comment