Mar 19, 2014

Verba Volant, Scripta Manent

       "Menulis" adalah satu kata menarik yang ingin saya ceritakan, secara pribadi saya memandang bahwa menulis adalah hal yang tidak dapat dibatasi, tak dapat pula dicegah dengan berbagai media ragam bahasa. Dalam menulis menurut saya banyak sekali aturan yang digunakan, ya banyak sekali dari mulai EYD dan tata bahasa baku, sampai dengan hal sepele seperti aturan-aturan redaksional yang menurut saya juga tak kalah penting. Tapi saat ini dengan awal mula saya menulis, saya tidak tertarik untuk melihat cara penulisan dan gaya bahasa sang penulis, bagi penulis amatiran seperti saya, saya lebih melihat bagaimana semangat menulis untuk belajar menuangkan hal-hal yang ada di pikiran menuju sebuah tulisan. Jangan sampai dengan banyaknya aturan dan larangan sana sini malah menjadikan kita malas menulis, ya saya sering sekali menemui kawan dan kerabat saya yang memiliki pemikiran dan ideologi yang hebat tentang sebuah permasalahan. Tapi karena mereka belum menuliskannya maka hal itu malah menjadi sebuah angin lalu.
      Saya pernah mendengar sebuah kalimat “Verba Volant Scripta Manent” dalam artian bahasa Indonesia yang singkat dapat dideskripsikan bahwa hal-hal yang ditulis akan kekal abadi dan yang hanya diucapkan akan menghilang. Sekali lagi saya tidak menghilangkan aturan-aturan EYD yang resmi dalam bahasa dan aturan penulisan. Tapi buat saya, semangat menulis ini yang seharusnya ditularkan, dilihat sebagai kontent penting dari sebuah faham. Ya setidaknya buat seorang amatiran seperti saya, dalam tulisan saya tidak ingin berhenti hanya karena ketidakfahaman saya tentang aturan menulis, saya akan terus belajar untuk menulis apapun yang ada di pikiran saya.
    Dunia saya tidak dibatasi dalam sebuah tulisan, saya bebas menulis apapun. Setidaknya dalam hal ini mari kita lihat bagaimana semangat menulis itu nantinya akan menjadi semangat positif dalam menuangkan ide dan berinovasi untuk belajar memaparkan pendapat. Apapun, bahkan hal-hal yang dapat menuai protes, karena dengan memaparkannya kita dapat belajar terbuka dengan pemikiran orang lain yang berbeda. Pemikiran orang dengan pemikiran kita pasti berbeda karena latar belakang dan alasan tertentu, keterbukaan pemikiran hanya dapat dibaca jika kita membuka pemikiran kita, “Pikiranmu seperti parasut, akan berguna saat kamu membukanya”.
     Semoga kita kita tidak berhenti menulis hanya karena bebagai aturan penulisan baku yang rumit.


Mari belajar menulis
Perpustakaan FKUI Salemba. 19-03-2014. 18.51 WIB

No comments:

Post a Comment